Hujan dan Kisahnya





(foto:cnnindonesia.com)


Pagi itu, hujan datang disertai petir dan angin kencang. Langit gelap, jalanan licin, dan macetpun terjadi di mana-mana. Tak sedikit orang yang menyesali dengan hadirnya hujan di pagi hari.

"Aduh, kalau hujan gini gimana mau berangkat kerja?"
"Telat deh ke sekolah kalo hujan gini"
"Bajuku basah semua gara-gara hujan"

Hujan mendengar semua keluhan atas hadir dirinya. Hujan menyesali kehadiran dirinya. Hujan merasa, hujan tak berguna. Hujan merasa, hadirnya membuat orang susah. Hujan merasa, dirinya tak pantas hadir di tengah-tengah banyak orang.

Ketika hujan sedih, Angin datang.
"Hujan, mengapa kau bersedih?" tanya Angin.
"Aku sedih, kehadiranku disesali banyak orang," jawab Hujan.
"Kau tak usah bersedih, jika kau tak ada tak akan ada pelangi. Pelangi butuh kehadiranmu untuk ada. Lagi pula, kau jangan hanya melihat siapa saja yang membencimu, lihat juga yang mengharapkanmu," hibur Angin.

Mendengar sedikit hiburan dari angin, Hujan kembali bersemangat. Hujan kembali bersemangat turun, untuk siapapun yang membutuhkannya.

Kita boleh tahu, siapa saja yang membenci kita. Kita boleh tahu, siapa saja yang tak menginginkan kita. Namun karena adanya itu, kita bisa berusaha menjadi lebih baik. Ingat, dengan tak adanya rintangan dalam hidup, kita akan cepat puas. Kepuasan, terkadang malah membuat makluk tak berkembang.

Sesekali sepertinya boleh, tak peduli dengan anggapan buruk orang lain. Berpikir positif sambil mengingat satu hal,
"Ternyata masih ada kok yang membutuhkan kita".

#BungaMenulis

12:53am

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fasih Mengaji Bersama Skill Academy

Memudarnya Rasa

Mau les Murah? Ayo, Berlangganan Ruangguru