Posts

Showing posts from October, 2018

Kerudung Panjang

Langkah Menuju Firdaus Jam menunjukan pukul 5 pagi, langit masih gelap, aroma embun masih terasa di hidung, mentari belum bersinar, lampu di area rumah belum dimatikan namun berbeda dengan Misiati atau biasa dipanggil Sisi, mahasiswi jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) yang sudah bersiap untuk menuju kampus. Sisi berangkat ke kampus menggunakan transportasi umum yaitu Transjakarta dan Angkot, kala itu Sisi berpakaian yang bisa dibilang memang panjang dan longgar. Bukan wanita berkurudung pada umumnya yang kadang memakai celana jeans di atas mata kaki, bukan wanita berkerudung yang tak menutupi dada dan tentunya juga tidak memakai dalaman (ciput). Sisi kala itu memakai gamis panjang, dan kerudung segi empat ukuran 150×150 yang jelas menutupi dada dan tentunya area belakang tubuh Sisi sampai bokong. Padahal, ukuran kerudung normalnya 115×115. Sisi, adalah wanita hebat yang siap memantapkan hati untuk mengambil risiko "drastis" di tengah kehidupan kampus yang sedang di

Didatangi Rindu

Sayangku, menurutmu apa itu rindu? Bagiku, Rindu adalah suaramu yang bergema di kedua telingaku. Adalah tawamu yang melengkungkan senyumku. Adalah makan makanan yang menjadi kesukaanmu. Adalah aroma tubuhmu yang kuhirup dalam setiap nafasku. Adalah nasihat baikmu yang selalu kuterapkan dalam hidupku. Adalah aktivitasmu yang juga menjadi aktivitasku. Sayang, maafkan aku... Lagi-lagi, aku salah karena aku saja yang merindu. #BungaMenulis 1:04am

Memudarnya Rasa

Aku, kamu sudah tak satu visi Aku, kamu sudah tak satu misi Aku, kamu sudah beda pemikiran Aku, kamu sudah beda kicauan Kami pun sepi tak ada candaan Seminggu kami tertawa Sewindu kami berjeda tawa Apakah ini yang dinamakan jalinan? Merasa sepi, seperti malam di jalan? Aku mengatakan aku bisa Dan kamupun mengatakan kamu bisa Nyatanya, mulut kami sama-sama berbisa Mungkin benar, kami saling menjaga Tapi, apa yang kami jaga? Menjaga dusta di antara kita? Sepertinya, aku dan kamu hanya menunda perpisahan, Sampai di antaranya berhenti dan meminta belas kasihan Kami memang teguh ingin bertahan, Namun ternyata semesta tak mengizinkan #BungaMenulis 12:57am

Hujan dan Kisahnya

Image
(foto:cnnindonesia.com) Pagi itu, hujan datang disertai petir dan angin kencang. Langit gelap, jalanan licin, dan macetpun terjadi di mana-mana. Tak sedikit orang yang menyesali dengan hadirnya hujan di pagi hari. "Aduh, kalau hujan gini gimana mau berangkat kerja?" "Telat deh ke sekolah kalo hujan gini" "Bajuku basah semua gara-gara hujan" Hujan mendengar semua keluhan atas hadir dirinya. Hujan menyesali kehadiran dirinya. Hujan merasa, hujan tak berguna. Hujan merasa, hadirnya membuat orang susah. Hujan merasa, dirinya tak pantas hadir di tengah-tengah banyak orang. Ketika hujan sedih, Angin datang. "Hujan, mengapa kau bersedih?" tanya Angin. "Aku sedih, kehadiranku disesali banyak orang," jawab Hujan. "Kau tak usah bersedih, jika kau tak ada tak akan ada pelangi. Pelangi butuh kehadiranmu untuk ada. Lagi pula, kau jangan hanya melihat siapa saja yang membencimu, lihat juga yang mengharapkanmu," hibu